Minggu, 30 September 2012

Dulu....


"hmmb,, salah gak sih mengingat masa lalu?
disaat ingin melupakan, tiba tiba hal yg ingin dihapus dari memori itu pun muncul..
disaat ingin merasa ditemenin, hal itu malahan hilang begitu saja..
disaat merasa yakin akan temani sisa hidup, ternyata telah menghilang dengan cara yg pengecut!
diary,,
maafkan aku tak dapat melupakan.
maafkan aku tak dapat menepati janji.
dan, maafkan aku tak dapat meneruskan kisah ini...."
terlihat Dino mengukirkan ujung penanya pada diary bersampul abu abu kesayangannya. kamarnya terlihat berantakan sekali, handuk yg harusnya di gantungan handuk, tergerai begitu saja di atas lampu lampion mungil berbentuk bintang biru itu. sepatu sport berwarna orange terdampar begitu saja di samping tempat tidur.
dan lebih parahnya lagi, kali ini ada yg terlihat ganjil pada tubuh Dino..
yuph, tangan kanannya terlihat lebih besar dan berwarna keunguan. bukan kelihatan, tp memang.
Dino terhenyak dari tempat duduknya di meja belajar
ia mengambil tissue dari kotaknya, mengusap kedua matanya yg kali ini terlihat sembab parah. menangis. itulah aktifitas baru dari Dino Herman Erwandi, remaja lelaki kelahiran Cottbus, Jerman Timur 24 Oktober 1991.
mengalun lagu i'll never break your heart yg dinyanyikan oleh backstreet boys
"i'll never...." ucap Dino " sebenernya aku rindu, rindu sekali dengan mu...hanya saja, aku belum berani membantah orang orang itu"
terlihat Dino sedang membersihkan luka yg terdapat di tangan kanannya itu.
suasana sangatlah sunyi setelah lagu yg di putar oleh Dino terhenti
rumah yg terdapat di Jl.Mataram, Jogjakarta berwarna putih tulang dengan pagar hijau hanya ditinggalinya seorang diri
papinya yg seorang arsitek handal & terkenal pun lebih memilih untuk menyerahkan masa depan anak semata wayangnya itu  kepada Dino sendiri.
dan Dino, lebih memilih untuk tinggal sendiri di negeri keduanya ini, kota tempat maminya lahir dan besar disini. Jogjakarta.
meskipun ada saudara, ia lebih meminta kepada orang tuanya agar mempercayakan seluruhnya bahwa ia sudah dapat menjaga diri dengan baik.
memang dia anak lelaki yg tangguh, tetapi dia rentan.
dia telah meninggalkan Citra Yuki Purnomo. gadis Surabaya, Jawa Timur kelahiran 04 Agustus 1993  dengan memori yg dalam
tiba tiba, handphonenya berdering
"mami telfon? ada apa??" tanya Dino. ia pun mengangkat telephonenya
"halo mi?"
"halo kak, lusa depan mami pulang kesana ya,, jangan bikin kecewa mami lho..." ucap suara wanita yg dipanggilnya mami
"lho, mami sama siapa kesini mi??"
"sendiri sayang. papi mu lagi ada dinas di Belanda"
"kapan dia ada waktu untuk keluarga mi. gak pernah..."
"sudah ah kakak, jangan di ingat ya sayang,, mami pengin temenin kamu selama satu bulan penuh... soallnya mami gak ada teman disini"
"pindah aja mi kesini,, biar papi aja yg sendiri disana"
"gak boleh gitu sayang,, kewajiban seorang istri itu selalu menemani kemana suami pergi."
"yaudah gpp. tapi mami jangan kaget ya liat Dino nanti"
"memangnya ada apa sayangku?
"Dino sekarang kurusan"
makan gak teratur kan? ngaku deh"
"iya mam"
"yasudah mami mau masak dulu dada sayang"
"dada mami, tut tut tut"
 sambungan pun terputus
segera Dino beranjak dari tempat duduknya dan memasuki kamar mandi
15 menit kemudian keluarlah Dino dan berganti pakaian. diambilnya sajadah hijau dari dalam lemari.... sholat lah ia
setelah sholatnya selesai, baru kali ini Dino memanjatkan do'a yg begitu aneh.
"ya Allah,, lindungi dia ya. berikan saja kepadaku hal buruk yg akan engkau berikan padanya"
tetesan air pun kembali terjatuh, Dino menangis sekali lagi
setelah diletakkannya kembali alat sholatnya, terbaringlah ia di tempat tidur, digapainya tablet yg tergeletak begitu saja di bawah tempat tidur
foto gadis itu pun muncul
"andai saja kamu ada disini..."
handphonenya kembali berdering. kali ini temannya yg telfon
"kenapa lagi sih ini cewek. gak da malunya apa? udah ditolak kayak gitu juga"
ditekannya tombol reject dengan kesal
*****
"adek mau kemana? biar mas antar ya manis cantik :p" Dino menggoda Citra saat Citra sedang berkunjung di rumah saudaranya yg di Jl.Tegal Panggung, Jogjakarta.
"mau ke pasar Beringharjo. ah gak mau ntar disasarin kemanaa gitu"
"enggak ah. emangnya pernah ya mas gitu sama adek?"
"pernah,, tuh dulu waktu ke alun alun :o"
"hehe,, maaf deh. sekarang serius deh. mau gak mas anter kesana? ntar kesasar gimana hayo?"
"gak mungkin kesasar ah"
"mas hitung 1 sampai 3, kalau gak mau mas tinggal"
"satu...."  ucap Dino dengan menunjukkan satu jarinya
"dua....."
"tiiiga."
 dengan bangganya Dino menunjukkan ketiga jarinya ke muka Citra.
"ah iya iya. tolong mas anterin adek kesana. nanti adek bawa banyak belanjaan"
mereka terlihat begitu gembira. dilihat dari ekspresi wajah mereka yg tertawa begitu puas saat salah satu dari mereka melontarkan kata kata dan pertanyaan pertanyaan yg konyol

To Be Continued......

Inspired, from : Love In Dumay (series)
Meskipun LID the series belom kelar, kalian masih setia kah menunggu?
tunggu ya, kejutan serta lanjutan dari cerita yg di atas dengan cerita" sebelumnya..... (◦ˆ⌣ˆ◦)ɔ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar