Kamis, 18 Oktober 2012

sahabatku, rivalku..

oh, betapa malangnya aku? mempunyai sahabat bermuka dua :(
di depanku, kamu berlagak manis.. dan di belakangku, ternyata kamu seorang profesional....
waktu itu,,
" ta, boleh kah aku tau facebook dari kekasih mu?"
"untuk apa kh kau tanya itu?"
"untuk memata-matai saja lakh, buat apa? dia kn cowok mu. mana berani aku sentuh?"
batin ku, kalau aku ada masalah ama do'i baru kh kau menggodanya? dasar..
sejak itu pun aku mulai memandang negative kawan ku satu itu.
mulai dari tingkahnya memang sok. kenapa aku bisa kenal dengannya??
memang penyesalan datang belakangan....
*****
sorenya,
"ah ta, status hubungan pacar mu menikah dengan wanita lain...."
dengan wajah datarku aku hanya menatapnya dan berucap "ah biarkan saja setingkahnya dia"
terlihat guratan senyum di wajahnya. entah itu senyuman kemenangan ta kesetujuannya dengan ucapanku barusan...
dengan guratan senyum yg samar itupun dia berkata "siapa ya wanita kegatelan itu? ingin aku seret ke hadapan kamu ta..." henny menyadari raut mukaku secara reflek memandangi dia dengan tatapan tajam yg menusuk
"tt ta, kamu kenapa??" dengan nada tergagap henny membalas tatapanku dengan takut
aku yang murka sekali dengan tingkah palsunya itu pun beranjak dari tempat duduk taman yg ku duduki dengan santai tadinya bersama wanita jalang itu.
"aku lagi gak enak badan. kamu kembali saja ke kelas sendiri. aku ingin merenung sendiri di sini. cepat sana" tambahku sedikit membentak
henny yg terkaget dengan muka yg ketakutan pun  menjawab dengan nada lirih "i iya ta"
dita melangkah menjauh dengan langkah yg dibesar besarkan
kembali, aku menatapi pohon liana yg tumbuh merambat di pohon perdu depan ku
"kenapa saat aku membutuhkan support seorang sahabat yg ada malah kayak gini?" ucapku memegang tas yg ada di damping kiri ku
cuaca saat itu mendung, langit di atas terlihat abu-abu petang. terlihat di sisi lain, seorang laki" jangkung sedang memandang kosong sebuah danau yg ditutupi oleh kabut tak terlihat sosok lain selain laki2 itu dan boneka beruangnya
Ahmad, ya. Ahmad Riandy At-thala lelaki kelahiran Kebumen, 19 Desember 1991 adalah seorang sahabat dari Dita Afhasha Dewi gadis kelahiran Jogjakarta, 20 Oktober 1993
tapi itu hanyalah masa lalu..
kini keadaan mereka telah terpisah selama hampir 2tahun
awalnya....
"aku gamau ada apapa sama kamu pijar..."
"apanya gamau ada apapa? kamu ninggal aku itu udah bikin aku keilangan lilin diwaktu malem tauga! tega ya"
aku berlari mengitari bundaran air mancur taman itu dan berlari menuju pinggir desa elit itu
berlari aku meneteskan air mata. tak seorang pun yg dapat mengerti apa yg aku rasa. hanya aku. dan aku sendiri merasa aneh dengan fikiranku.
sayub2 terdengar Ahmad berlari mengejarku tapi aku bersembunyi di belakang pohon dedalu tua besar dan kokoh. perlahan2 tangisan awan pun turun rintik2....
ku lihat wajah Ahmad yg begitu sendu mendalam. terbersit olehnya wajah akan kehilangan dan penyesalan yg mendalam.......
dari sisi lain.... tampak sosok gadis berpita violet menatap perpisahan kami,, ya. she is Henny. perempuan biadap yg aku kenal kini.
sungguh2 menyiksa pabila mengingat kejadian itu.
*****
"udah ya gausa murug gitu, ntar aku ajak maen ke sungai lagi. kita tangkap ikan untuk dibakar" kilahnya saaat aku termenung menatap derasnya hujan dari jendela kamarku
"bukan urusan kamu aku sedih seperti ini Hen. aku gabutuh siapapun sekarang!" bentakku
"kamu kangen sama Ahmad kan. ngaku aja"
"tau darimana kamu? hah, aku tak ingat siapa dia. lelaki ngibul yg pernah aku kenal"
"but u still wait him. right?"
"NO!"
*****
"Den, dimakan dulu makanannya. udah jam 9malam Aden belum makan dari kemarin.." ucap bik Indu
"gak bik. aku gamau makan" ucap lelaki yg dipanggil Aden itu menoleh. yep,, he's Ahmad.
bik Indu pun melihat tangan Ahmad yg daritadi mengepal.
"Aden kangen seseorang dimasa kecil po?" katanya bijak
"tau dari mana bibik. aku gak ingat siapa2 kok"
bik Indu pun duduk di lantai dekat buffet dimana Ahmad duduk melihat ke jendela, melihat jatuhnya airmata awan itu... persis bukan?
"bibik tau, Aden kangen. Aden kangen non Dita kan :)?"
pada saat itu, Ahmad yg sedang minum berhenti menenggak air putih itu dan melihat bik Indu. cairan bening pun menetes mengenai tangan bik Indu
"aku kangen bik. kangen" wajahnya merebak dengan derasnya airmata
bik Indu pun hanya tersenyum miris. dalam fikirannya ia telah menyalahkan situasi dimana Aden tidak mengatakan yg sejujurnya disaat mereka bersama.
"sudah Den, jagan ditangisin. nanti nyalur ke non Dita lho kalo Aden nangis.."
Ahmad pun mendongak melihat kelamnya wan yg bergerumul di atas, yg menangis..
*****
di datu sisi, Henny. melihat dinding yg terdapat 2 photo. Dita dan Ahmad.
"kalian, gak akan bisa bersatu. aku berjanji! kalian udah bikin kakak aku celaka! mati kalian" katanya sembari melemparkan 2buah belati lipat dan mengenai kedua photo tsb.
"pembalasan dendamku gak bakal pudar selama kalian gak merasakan sakit yg dirasakan kak Teva!"

---------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar